Tim Olimpiade Fisika Indonesia melanjutkan keberhasilan meraih prestasi membanggakan pada Asian Physics Olympiad (APhO) dengan perolehan 1 medali Emas, 1 medali Perunggu dan 1 Honorable Mention pada APhO ke-23 yang berlangsung di Ulaanbaatar, Mongolia pada 21 -29 Mei 2023. Peserta dari tim Indonesia adalah
David Michael Indraputra (SMAK Penabur Gading Serpong, Tangerang): Emas
John Howard Wijaya (SMA Darma Yudha Pekanbaru): Perunggu
Fansen Candra Funata (SMA Darma Yudha Pekanbaru): Honorable Mention
Ahmad Nafi Ramadhan (SMA Al Kahfi Kab Bogor)
Jack Howard Wijaya (SMA Darma Yudha Pekanbaru)
Savero Lukianto Chandra (SMA Fransiskus Bandar Lampung)
Muhammad Arif Khalfani Ismail (SMA Fatih Billingual School, Banda Aceh)
Kaindra Rizq Sachio (SMAN 3 Samarinda)
Di bawah koordinasi Ministry of Education and Science Mongolia, APhO tahun ini diselenggarakan oleh Mongolian Physical Society yang bekerja sama dengan Mongolian Academy of Sciences, the National University of Mongolia beserta beberapa institusi pendidikan tinggi dan menengah lainnya.
APhO tahun ini adalah yang pertama kali kembali diselenggarakan secara luring setelah pandemi Covid-19. Jumlah peserta meningkat cukup pesat dibanding APhO yang terakhir diselenggarakan secara luring yaitu tahun 2019. Pada tahun 2019, peserta sebanyak 22 negara/teritori dengan 165 siswa, sedangkan tahun ini peserta sebanyak 26 negara/teritori dengan 195 siswa. Berikut daftar tim peserta APhO tahun ini: Australia, Bangladesh, China, Chinese Taipei, Filipina, Hong Kong, India, Indonesia, Israel, Jepang, Kazakhstan, Korea Selatan, Kirgistan, Macau, Mongolia, Rumania, Rusia, Saudi Arabia, Singapura, Tajikistan, Thailand, Turki, Turkmenistan, Uni Emirat Arab, Uzbekistan dan Vietnam.
APhO terdiri dari dua bagian ujian, yaitu ujian teori dan praktek yang masing-masing berlangsung lima jam pada hari yang berbeda. Soal APhO tahun ini merupakan yang paling sulit, seperti tercermin pada nilai median dari seluruh peserta yang hanya sekitar 20 persen nilai total. Soal teori terdiri dari dinamika mengecilnya orbit International Space Station, dinamika bola di atas piringan berputar dan kavitasi (fenomena munculnya gelembung uap pada cairan akibat menurunnya tekanan cairan). Soal eksperimen terdiri dari model Hertzian tumbukan pada padatan dan interferensi oleh permukaan yang terdeformasi akibat pemanasan.
Penentuan medali menggunakan sistem statistik, dimana dua kali median digunakan sebagai standard 100%. Peserta dengan nilai di atas 90% dari standard ini mendapat medali emas. David Michael Indraputra berhasil melampaui batas ini dan menjadi salah satu peserta yang meraih medali Emas.
Tim Olimpiade Fisika Indonesia untuk APhO 2023 didampingi oleh pimpinan tim yaitu Hendra Kwee, Ph.D., Herry Kwee, Ph.D., Zainul Abidin, Ph.D. dan Jong Anly Tan, Ph.D..
Proses seleksi, pembinaan dan pelatihan dilakukan oleh Yayasan Sinergi Mencerdaskan Tunas Negeri (Simetri) dalam tiga tahapan dan terbuka umum untuk semua siswa Indonesia tanpa dikenakan biaya. Pembinaan dan keberhasilan Tim Olimpiade Fisika Indonesia pada APhO tahun ini tidak lepas dari kontribusi dan dukungan PT Bank Central Asia, Tbk sebagai sponsor.